
DR Rizal Ramli metransformasikan Bulog menjadi lembaga yang transparan, profesional, dan akuntabel. Sebelumnya, Bulog pada masa Soeharto dikenal sebagai lembaga yang sangat korup.
Pelarangan Impor Beras
- Bulog dilarang mengimpor beras.
- Hanya pihak swasta yang boleh mengimpor beras dengan dikenakan sedikit tarif (tanpa sistem kuota).
- Hasil dari kebijakan ini, selama masa pemerintahan Gus Dur harga beras menjadi sangat rendah dan stabil.
Pembelian Gabah Langsung dari Petani
- Memotong kecurangan para tengkulak yang sebelumnya selalu membeli gabah petani, lalu mengoplosnya dengan beras impor, baru menjualnya ke Bulog.
- Langkah ini efektif karena gabah lebih tahan lama disimpan di gudang-gudang Bulog ketimbang beras.
- Langkah ini juga menguntungkan para petani karena selama musim panen, ketika harga gabah turun, Bulog terjun untuk menyerap dengan patokan harga dasar yang optimal.
- Ketika masa paceklik, gabah stok Bulog dilepas dan digiling di desa-desa untuk mencegah kenaikan harga beras.
Keuangan yang Akuntabel
- Memangkas rekening Bulog dari 117 rekening menjadi hanya 9 rekening.
- Mengubah sistem pembukuan di Bulog menjadi General Accepted Accounting Principles, sehingga auditabel dan bisa dipertanggungjawabkan.
- Hasilnya, Bulog surplus Rp 5 triliun (yang akhirnya malah dibelikan pesawat Sukhoi pada era setelah Gus Dur).
Restrukturisasi Karyawan