Sebagai seorang ekonom yang beraliran ekonomi konstitusi, Rizal Ramli konsisten mengkritisi kebijakan IMF-Bank Dunia yang beraliran neoliberal yang merugikan rakyat Indonesia.
“Yunani 3x harus ikuti IMF, utang semakin tinggi, rakyatnya makin miskin, pelabuhan laut dan aset2 dibeli China, akhirnya Perdana Mentrinya, Alexis Tsipras, saya pernah ketemu, jatuh — barulah Yunani perlahan pulih,” kata Rizal dikutip Fajar.co.id di akun Twitternya, Senin (17/5/2021).
Indonesia-IMF Perpanjang Kerjasama, Rizal Ramli Ungkit Krisis Yunani
“Masih banyak cara kreatif dan out-the-box untuk keluar dari krisis dengan cepat. Mereka (IMF) tidak kreatif dan ndableg, hanya bisa bikin susah rakyat..,” ungkapnya.
4 Februari 1998, Rizal Ramli bersama sejumlah tokoh nasional menandatangani petisi terhadap Bank Dunia. Petisi ini disampaikan ketika bertemu Presiden Bank Dunia, James D Wolfensohn, di Jakarta.
Sejumlah tokoh tersebut adalah: Ali Sadikin, Emil Salim, Nurcholish Madjid, Faisal Basri, Anggito Abimanyu, Mudji Sutrisno, Bambang Widjojanto, Goenawan Muhammad dan Marzuki Darusman.
“Bank Dunia telah menyerukan reformasi luas yang mencakup keuangan daerah dan sektor industri, rezim perdagangan, utang luar negeri, dan lembaga pemerintah. Reformasi ini harus mendorong keterbukaan, transparansi, dan akuntabilitas yang lebih besar,” kata Rizal, dalam catatan yang disampaikannya kepada Beritasatu.com, Sabtu (27/6/2020).