Jadi Komut BNI 5 Bulan, Performa Profit dan Aset BNI Meningkat
**
Maret 2015, Rizal Ramli diminta menyumbangkan tenaga dan pikirannya sebagai Komisaris Utama PT. Bank Negara Indonesia atau BNI (Persero) Tbk.
Rizal Ramli menilai, BNI sebagai bank kuat dan bagus. Tapi, perlu perbaikan di sana-sini.
Langkah-Langkah untuk Peningkatan BNI
- Menajamkan corporate plan lima tahun (2015-2020). Rizal Ramli merasa beruntung dibantu oleh Dirut BNI, Achmad Baiquini, yang hebat dan Direksi BNI yang bagus-bagus dan kompak, serta tim Komisaris yang profesional.
- Menetapkan target harus mampu mengejar BCA.
- Meminta angka kredit bermasalah (*non performing loan/*NPL) diturunkan secara signifikan.
- Misi lain, menggenjot pertumbuhan kredit di atas rata-rata nasional yang 12 persen. Agar mampu menggenjot kredit, permodalan BNI harus diperkuat. Caranya, dengan melakukan revaluasi aset.
- Meminta fokus pada salah satu sumber penghasilan utama perbankan, kartu kredit.
- Sejumlah tips dan langkah dia sarankan agar dilaksanakan oleh manajemen untuk mewujudkan misi tersebut. Salah satunya, ia meminta manajemen menjadikan data mining sebagai sumber informasi penyaluran kredit.
Dampak Positif 5 Bulan di BNI
- Hanya dalam tempo tiga bulan, kontribusi segmen kredit konsumer BNI naik sebesar 17,1% terhadap total kredit BNI, pada semester pertama 2016.
- Misi BNI menjadi bank di posisi kedua dalam sektor kartu kredit berhasil dicapai.
- BNI berhasil mendongkrak asetnya sebesar Rp 2,1 triliun. Setelah dikurangi kewajiban pajak, sebagian nilai aset inilah yang dimasukkan ke modal.
- Kekuatan aset inilah yang membuat BNI mampu memompa kredit hingga tumbuh hampir 24% pada semester pertama 2016. Angka ini jauh di atas rata-rata perbankan nasional yang hanya 12%.
- Perseroan mengumumkan laba bersih pada semester pertama 2016 sebesar Rp 4,37 triliun. Angka ini melonjak 79,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
- Peningkatan laba bersih seiring dengan terdongkraknya pendapatan bunga bersih (NII) sebesar 11,7 persen menjadi Rp 13,9 triliun. Hal ini terjadi karena realisasi penyaluran kredit BNI hingga akhir Juni 2016 tumbuh 23,7 persen dari Rp 288,72 triliun jadi Rp.357,22 triliun. Sedangkan, pendapatan nonbunga terkerek dari Rp 3,44 triliun menjadi Rp 4,43 triliun, alias naik 28,7 persen.