Dengan Satu Kebijakan, PT Dirgantara Indonesia Raup Keuntungan Rp 11 Miliar

• Tahun 1998, ketika masih bernama Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), korporasi ini masih merugi Rp 75 miliar dan hanya mencatatkan penjualan sebesar Rp 508 miliar.
• Setelah masuk era Gus Dur, DR Rizal Ramli (saat itu masih menjabat Kabulog) ditugaskan secara khusus oleh Presiden Gus Dur untuk membenahi IPTN.
• Rizal Ramli membuat satuan tugas (task force) dan membuat rencana bisnis, mengubah paradigma IPTN dari industri yang bersifat biaya tinggi menjadi industri penerbangan yang kompetitif. Nama IPTN diganti menjadi PT Dirgantara Indonesia (DI).
• Rizal Ramli meminta PT DI tidak hanya memproduksi pesawat terbang atau helikopter, tetapi juga memproduksi suku cadang dan komponen untuk memasok kebutuhan industri pesawat terbang terkemuka di dunia (seperti: Boeing, Airbus, British Aerospace, dll).
• Rizal Ramli juga melakukan restrukturisasi utang IPTN sehingga ‘sustainable’ dan mengubah nama PT IPTN nenjadi PT Dirgantara Indonesia (PT DI) untuk mencerminkan paradigma baru “Competitive Aircraft Industry”

Efek Positif untuk PT DI

• Tahun 2001, PT DI mencatatkan penjualan sebesar Rp 1,4 triliun (nyaris 3 kali lipat dibandingkan dengan tahun 1998).
• Tahun 2001, PT DI meraih keuntungan sebesar Rp 11 miliar.

"‎Saya suka dikasih special mission. Misalnya waktu itu jadi Kepala Bulog, Gus Dur telpon bilang, 'kamu benahi itu proyek IPTN. Rugi ratusan miliar, IMF minta tutup'. Saya bilang sama Gus Dur, 'Gus lu salah telpon Gus. Saya Ketua Bulog. Telpon Menteri BUMN, Menteri Perindustrian'. Gus Dur bilang, 'Enggak. Saya maunya kamu'," kata Rizal Ramli, Kamis (18/2/2016).

"Saya ubah dari sekadar aircraft industry menjadi competitive industry‎. Jadi bukan industri yang asal-asalan, tapi yang competitive. Direksinya saya ganti dengan yang muda-muda," tandas Rizal ramli.

Kisah Rizal Ramli Benahi IPTN

https://ekbis.sindonews.com/berita/1086436/34/rizal-ramli-cerita-pernah-diminta-gus-dur-benahi-pt-di