
Pertama Kali di Indonesia Sebuah Bank yang Mengalami Rush Diselamatkan tanpa Sepeser pun Uang Bail-out.
Selaku Menteri Keuangan di Kabinet Gus Dur, Rizal Ramli berhasil menyelamatkan Bank International Indonesia (BII) dari "rush", penarikan besar-besaran oleh nasabah, tanpa melakukan bail-out serupiah pun.
Rush di BII pada Juli 2001
- Awal Juli 2001, terjadi rush di BII. Awalnya hanya puluhan miliar Rupiah. Kemudian melonjak mencapai Rp 500 miliar.
- Kondisi ini membahayakan sistem perbankan nasional.
- IMF mengusulkan dua opsi, yaitu: 1) membail-out BII sebesar Rp 4,2 triliun; dan 2) melikuidasi BII yang memakan biaya Rp 5 triliun.
Langkah-Langkah Penyelamatan BII tanpa Bail-out
Tim Ekonomi Gus Dur tidak menuruti nasehat IMF, namun memililih opsi sendiri:
- Tim Ekonomi menggelar konferensi pers mengumumkan pemerintah melalui Bank Mandiri seolah-olah "mengakuisisi" BII sebesar 80%.
- Rilis Pers ditempelkan di seluruh cabang BII.
- Para nasabah BII merasa aman karena mengetahui Pemerintah dan bank terbesar “berencana” mengakuisisi BII dan mulai kembali menyimpan dananya.
- Tim Ekonomi mengganti direksi BII dengan bankir-bankir didikan Bank Mandiri.
- Kondisi BII pun kembali normal.
Menurut Rizal, BII pada tahun 2001 merupakan bank yang kapasitasnya sembilan kali lebih besar dari Bank Century. Saat itu, Rizal mengaku sempat mendapat rekomendasi dari Bank Dunia dan IMF. Rekomendasi itu adalah memberi dana talangan ke BII sebesar Rp 5 triliun atau menutup BII dengan dana Rp 5,5 triliun. Namun, Rizal mengacuhkan rekomendasi itu. Dia memilih menggunakan ilham yang diberikan Tuhan kepadanya.
"Saya berpikir, kok RR tukang kritik bailout bank kok mesti tanda tangan bailout BII. Akhirnya saya minta izin sama yang kuasa," lanjutnya.
Cerita Rizal Ramli Selamatkan Bank tanpa Pakai Bailout